Upaya para ilmuwan mengungkap dan mengembangkan manfaat cokelat tak pernah berhenti. Dalam riset terbaru, cokelat juga mampu mengobati batuk persisten.
Salah satu zat alami dalam kokoa bernama theobromine saat ini dalam tahap terakhir uji klinis untuk dijadikan obat medis. Jika uji coba ini berjalan mulus, maka obat batuk dari bahan cokelat diperkirakan hadir di pasaran dalam dua tahun mendatang.
Sebagai informasi, batuk persisten adalah batuk yang memiliki ciri-ciri gejala lebih dari dua minggu. Beberapa penderitanya juga menunjukkan gejala seperti asma. Ada pula yang mengalami gejala seperti heartburn.
Kebanyakan obat batuk yang beredar di pasaran hanya mampu meredakan gejala dan tidak menyembuhkan atau mengatasi penyebabnya. Obat-obat ini juga kerap dikeluhkan karena efek sampingnya yang merepotkan, yakni mengantuk.
Selain itu, masih ada kekhawatiran dari sisi keamanan, yakni efek samping dari obat-obatan berbahan dasar kodein yang biasanya menggunakan zat kimia yang disebut opioid.
Penelitian sebelumnya oleh London’s National Heart dan Lung Institute menunjukkan bahwa theobromine terbukti 33 persen lebih efektif dibandingkan kodein dalam menghentikan batuk. Zat ini bekerja langsung pada saraf vagus, yang memicu timbulnya batuk persisten.
Riset di Korea Selatan juga menunjukkan bahwa theobromine tidak menimbulkan efek samping yang berkaitan dengan terapi obat standar untuk batuk persisten.
Proyek riset obat yang akan dimulai tahun 2011 ini akan menjadi tahap terakhir dari uji klinis obat yang disebut BC1036 itu. Obat ini dikembangkan oleh SEEK, salah satu kelompok peneliti obat di Inggris.
sumber: kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar